top of page

Indonesia?? Indonesian??

  • Mizhel (170906300)
  • Mar 8, 2018
  • 4 min read

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa yang memiliki beragam suku, bahasa, agama, adat serta budaya, dengan luasnya yang terdiri dari ribuan pulau tersebar diseluruh wilayah kesatuan negara ini menjadikan bangsa ini kaya akan keanekaragamannya. Maka tak heran jika polah tingkah masyarakatnya yang serba unik dan berbeda. Walau demikian, kita harus menghormati setiap perbedaan tersebut guna kerukunan dalam berbangsa. Adapun prilaku atau kebiasaan masyarakat itu sendiri lebih dibentuk oleh faktor adat istiadat budaya serta agama ditambah dengan pengaruh globalisasi yang semakin hari semakin maju saja.

1. Ciri khas masyarakat, bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih dituakan & Perilaku mengunjungi orang sakit.

Menyoal tentang tingkah polah atau perilaku masyarakat Indonesia sangatlah menarik, dimana umumnya orang timur yang memiliki banyak kesamaan dan dikenal ramah, murah senyum, gemar berbagi dan suka menolong ini dalam berbudaya yang terkadang melahirkan perilaku-perilaku yang membanggakan, terkadang juga menjengkelkan, lucu, malu sendiri hingga bikin kangen. Seperti daerah Aceh misalnya, yang merupakan bagian dari Indonesia, penduduknya yang berkisar 4 (empat) jutaan jiwa ini saja memiliki keragaman adat istiadat bahasa maupun budaya. Saya ambil contoh dari segi berbahasa, antara satu daerah dengan daerah aceh lainnya kadang ada perbedaan dalam hal pengucapan atau penyampaian bahasa meski secara garis besar menggunakan bahasa yang sama yakni bahasa aceh, ada yang lembut ada juga yang berbendapat agak tegas (keras) dalam penyampaian walau tujuannya baik. Perilaku demikian mengingatkan kita bahwa Tuhan bukan tidak sengaja menciptakan hal tersebut, Dia menciptakan manusia dengan berbagai-bagai suku, ras dan juga bahasa untuk kita saling mengenal satu sama lainnya dan berprilaku baik pada sesamanya.

2. Bergotong-royong

Perilaku khas masyarakat negeri ini yang membuat kita bangga telah dilahirkan ditanah air ini adalah prilaku yang lebih mengedepankan tata krama, prilaku yang sudah turun temurun diwariskan oleh leluhur kita. Seperti tradisi bersalaman dengan mencium tangan orang yang lebih dituakan, mungkin dinegara-negara barat sana kita tidak menemukannya, atau membungkuk disaat berjalan melewati orang yang lebih tua, bersilaturahmi dengan saling mengunjung, menjenguk orang sakit, menghadiri undangan pesta, bergotong royong membantu sesama, dan prilaku-prilaku baik lainnya. Prilaku-prilaku luhur inilah yang harus kita jaga dan pertahankan agar tidak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin hari semakin membawa dampak buruk bagi generasi mendatang.

3. Buang sampah sembarangan (Tidak semua warga Indonesia)

Saya masih ingat diusia saya semasa kecil dulu dikampung tempat saya dilahirkan, apabila ada sepasang suami istri yang belum memiliki hunian rumah sendiri, masyarakatnya berbondong-bondong datang untuk menolong dengan bantuan materil atau tenaga seadanya hingga terbangunlah satu rumah sederhana yang layak untuk ditempati. Mereka para warga kampung tidak mendapatkan upah atas apa yang mereka kerjakan, murni karna rasa sosial yang tinggi lagi tulus pada sesama. Ketika saya kenang-kenang lagi, masyarakat kita (dulu) memang masyarakat super kompak dalam membangun rasa sosialisme kepedulian pada sesama tanpa pandung bulu dalam bermasyarakat. Luar biasa sangat patut untuk diteladani.

4. Seputar pertanyaan basa-basi (Tidak bisa dipungkiri hal ini sangat diperlukan saat berbicara dengan orang lokal)

Ciri khas masyarakat Indonesia yang tergolong unik, lucu, dan bikin malu sendiri juga tidak sedikit. Prilaku lucu dan menggelikan masyarakat Indonesia juga sering dijumpai disaat transaksi jual beli atau tawar menawar harga dipasar. Dipasar-pasar tradisional orang-orang Indonesia memang tidak segan-segan dalam menawar harga paling rendah, tapi dipasar modern yang harga barangnya sudah dilabeli, prilaku demikian tidaklah berlaku. Ini sangat menggelikan sekaligus disayangkan apabila dapat merugikan salah satu pihak. Kebiasaan lucu orang Indonesia lainnya disaat perjumpaan dengan teman lama maupun sanak saudara, pertanyaan-pertanyaan pokok diawal mula percakapan akan kita dengar seperti "Apa kabar?", "Sudah berkeluarga?", "Sudah punya anak berapa?", "Kerja dimana sekarang?". Saya yakin teman-teman steemian's pernah mengalami perlakuan demikian, diajukan dengan pertanyaan serupa.

Baru-baru ini, kebiasaan bertanya seperti demikian diperbaharui lewat momen berkumpul bersama seperti ketika berkunjung, bertamu dihari raya atau reunian sekolah maupun kuliah. Pertanyaannya dimodifikasi dengan diawali kata-kata "Kapan". Ya, "Kapan kawin?" "Kapan punya anak?" "Kapan punya kerja?" "Kapan lulus kuliah?", dan "kapan-kapan" lainnya seputar proses kehidupan kita. Oleh sebagian orang yang dimintai jawabannya terkadang menjadi malu sendiri karena belum memiliki jawaban yang tepat. Saya dulu sempat memikirkan siapa yang mempopulerkan tradisi bertanya "kapan-kapan" yang menjadi ciri khas awal memulai sebuah percakapan ini. Dan saya menyimpulkan sendiri, bahwa kebiasaan bertanya seperti ini tidak lain hanyalah pertanyaan basa basi saja, atau pertanyaan hiburan akibat kehabisan bahan obrolan saja. Tapi tidak semua penanya itu iseng, kadang juga ada penanya yang benar-benar ingin tahu kondisi sesungguhnya dari kehidupan kita.

5. Perilaku menyebarkan berita palsu bukanlah perilaku baik / HOAX (Tidak semua warga Indonesia)

Perilaku-perilaku yang menjadi ciri khas suatu masyarakat akan berubah sewaktu-waktu seiring pengaruh globalisasi dan perkembangan jaman dan akan membentuk perilaku-perilaku baru dalam masyarakat. Teknologi misalnya, telah sangat membantu masyarakat dunia dalam mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Tapi tidak sedikit pula masalah-masalah krusial dimunculkan dengan bantuan teknologi itu sendiri. Sedikit demi sedikit polah tingkah ketimuran kita akan mencontohi gaya hidup kebarat-baratan yang kadang tidak cocok apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita dan terlebih sangat bertentangan dengan ajaran agama yang kita anut. Sebelum teknologi menyapa hingga secanggih ini, ketika dihadapi menu makanan kita selalu diajarkan untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum menyantapnya, tapi sekarang tidak demikian, kurang up-to-date rasanya kalau belum mengunggah foto makanan untuk kita bagikan disosial media.

Perilaku buruk yang dapat menjerumuskan diri ketindak kriminal juga sangat cepat menyebar dengan bantuan teknologi, sebagai contoh akhir-akhri ini di sosial media kita dengan mudahnya mendapat berita yang tidak benar yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, jika kita tidak teliti maka tidak dipungkuri lagi fitnah akan menyebar menghantam sesama. Seraca tidak langsung kita telah meniru perilaku-perilaku yang tidak baik melalui bantuan teknologi. Padahal orang timur yang beradab serta beragama seperti kita ini sangatlah jauh dari perilaku-perilaku yang merugikan diri sendri maupun pihak lain.

Teknologi memang membuat hidup kita menjadi semakin mudah dan semakin instan, bukan berarti kita meninggalkan perilaku-perilaku baik warisan leluhur kita dan menggantikannya dengan prilaku kebarat-baratan yang kadang mengenyampingkan norma dan etika. Pertahankan terus perilaku-perilaku baik yang selama ini telah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan hargailah setiap perbedaan adat, tradisi maupun budaya sesama karena kita semua bersaudara.

Σχόλια


Indonesia?? Indonesian??

  • Mizhel (170906300)
  • Mar 8, 2018
  • 4 min read

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa yang memiliki beragam suku, bahasa, agama, adat serta budaya, dengan luasnya yang terdiri dari ribuan pulau tersebar diseluruh wilayah kesatuan negara ini menjadikan bangsa ini kaya akan keanekaragamannya. Maka tak heran jika polah tingkah masyarakatnya yang serba unik dan berbeda. Walau demikian, kita harus menghormati setiap perbedaan tersebut guna kerukunan dalam berbangsa. Adapun prilaku atau kebiasaan masyarakat itu sendiri lebih dibentuk oleh faktor adat istiadat budaya serta agama ditambah dengan pengaruh globalisasi yang semakin hari semakin maju saja.

1. Ciri khas masyarakat, bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih dituakan & Perilaku mengunjungi orang sakit.

Menyoal tentang tingkah polah atau perilaku masyarakat Indonesia sangatlah menarik, dimana umumnya orang timur yang memiliki banyak kesamaan dan dikenal ramah, murah senyum, gemar berbagi dan suka menolong ini dalam berbudaya yang terkadang melahirkan perilaku-perilaku yang membanggakan, terkadang juga menjengkelkan, lucu, malu sendiri hingga bikin kangen. Seperti daerah Aceh misalnya, yang merupakan bagian dari Indonesia, penduduknya yang berkisar 4 (empat) jutaan jiwa ini saja memiliki keragaman adat istiadat bahasa maupun budaya. Saya ambil contoh dari segi berbahasa, antara satu daerah dengan daerah aceh lainnya kadang ada perbedaan dalam hal pengucapan atau penyampaian bahasa meski secara garis besar menggunakan bahasa yang sama yakni bahasa aceh, ada yang lembut ada juga yang berbendapat agak tegas (keras) dalam penyampaian walau tujuannya baik. Perilaku demikian mengingatkan kita bahwa Tuhan bukan tidak sengaja menciptakan hal tersebut, Dia menciptakan manusia dengan berbagai-bagai suku, ras dan juga bahasa untuk kita saling mengenal satu sama lainnya dan berprilaku baik pada sesamanya.

2. Bergotong-royong

Perilaku khas masyarakat negeri ini yang membuat kita bangga telah dilahirkan ditanah air ini adalah prilaku yang lebih mengedepankan tata krama, prilaku yang sudah turun temurun diwariskan oleh leluhur kita. Seperti tradisi bersalaman dengan mencium tangan orang yang lebih dituakan, mungkin dinegara-negara barat sana kita tidak menemukannya, atau membungkuk disaat berjalan melewati orang yang lebih tua, bersilaturahmi dengan saling mengunjung, menjenguk orang sakit, menghadiri undangan pesta, bergotong royong membantu sesama, dan prilaku-prilaku baik lainnya. Prilaku-prilaku luhur inilah yang harus kita jaga dan pertahankan agar tidak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin hari semakin membawa dampak buruk bagi generasi mendatang.

3. Buang sampah sembarangan (Tidak semua warga Indonesia)

Saya masih ingat diusia saya semasa kecil dulu dikampung tempat saya dilahirkan, apabila ada sepasang suami istri yang belum memiliki hunian rumah sendiri, masyarakatnya berbondong-bondong datang untuk menolong dengan bantuan materil atau tenaga seadanya hingga terbangunlah satu rumah sederhana yang layak untuk ditempati. Mereka para warga kampung tidak mendapatkan upah atas apa yang mereka kerjakan, murni karna rasa sosial yang tinggi lagi tulus pada sesama. Ketika saya kenang-kenang lagi, masyarakat kita (dulu) memang masyarakat super kompak dalam membangun rasa sosialisme kepedulian pada sesama tanpa pandung bulu dalam bermasyarakat. Luar biasa sangat patut untuk diteladani.

4. Seputar pertanyaan basa-basi (Tidak bisa dipungkiri hal ini sangat diperlukan saat berbicara dengan orang lokal)

Ciri khas masyarakat Indonesia yang tergolong unik, lucu, dan bikin malu sendiri juga tidak sedikit. Prilaku lucu dan menggelikan masyarakat Indonesia juga sering dijumpai disaat transaksi jual beli atau tawar menawar harga dipasar. Dipasar-pasar tradisional orang-orang Indonesia memang tidak segan-segan dalam menawar harga paling rendah, tapi dipasar modern yang harga barangnya sudah dilabeli, prilaku demikian tidaklah berlaku. Ini sangat menggelikan sekaligus disayangkan apabila dapat merugikan salah satu pihak. Kebiasaan lucu orang Indonesia lainnya disaat perjumpaan dengan teman lama maupun sanak saudara, pertanyaan-pertanyaan pokok diawal mula percakapan akan kita dengar seperti "Apa kabar?", "Sudah berkeluarga?", "Sudah punya anak berapa?", "Kerja dimana sekarang?". Saya yakin teman-teman steemian's pernah mengalami perlakuan demikian, diajukan dengan pertanyaan serupa.

Baru-baru ini, kebiasaan bertanya seperti demikian diperbaharui lewat momen berkumpul bersama seperti ketika berkunjung, bertamu dihari raya atau reunian sekolah maupun kuliah. Pertanyaannya dimodifikasi dengan diawali kata-kata "Kapan". Ya, "Kapan kawin?" "Kapan punya anak?" "Kapan punya kerja?" "Kapan lulus kuliah?", dan "kapan-kapan" lainnya seputar proses kehidupan kita. Oleh sebagian orang yang dimintai jawabannya terkadang menjadi malu sendiri karena belum memiliki jawaban yang tepat. Saya dulu sempat memikirkan siapa yang mempopulerkan tradisi bertanya "kapan-kapan" yang menjadi ciri khas awal memulai sebuah percakapan ini. Dan saya menyimpulkan sendiri, bahwa kebiasaan bertanya seperti ini tidak lain hanyalah pertanyaan basa basi saja, atau pertanyaan hiburan akibat kehabisan bahan obrolan saja. Tapi tidak semua penanya itu iseng, kadang juga ada penanya yang benar-benar ingin tahu kondisi sesungguhnya dari kehidupan kita.

5. Perilaku menyebarkan berita palsu bukanlah perilaku baik / HOAX (Tidak semua warga Indonesia)

Perilaku-perilaku yang menjadi ciri khas suatu masyarakat akan berubah sewaktu-waktu seiring pengaruh globalisasi dan perkembangan jaman dan akan membentuk perilaku-perilaku baru dalam masyarakat. Teknologi misalnya, telah sangat membantu masyarakat dunia dalam mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Tapi tidak sedikit pula masalah-masalah krusial dimunculkan dengan bantuan teknologi itu sendiri. Sedikit demi sedikit polah tingkah ketimuran kita akan mencontohi gaya hidup kebarat-baratan yang kadang tidak cocok apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita dan terlebih sangat bertentangan dengan ajaran agama yang kita anut. Sebelum teknologi menyapa hingga secanggih ini, ketika dihadapi menu makanan kita selalu diajarkan untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum menyantapnya, tapi sekarang tidak demikian, kurang up-to-date rasanya kalau belum mengunggah foto makanan untuk kita bagikan disosial media.

Perilaku buruk yang dapat menjerumuskan diri ketindak kriminal juga sangat cepat menyebar dengan bantuan teknologi, sebagai contoh akhir-akhri ini di sosial media kita dengan mudahnya mendapat berita yang tidak benar yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, jika kita tidak teliti maka tidak dipungkuri lagi fitnah akan menyebar menghantam sesama. Seraca tidak langsung kita telah meniru perilaku-perilaku yang tidak baik melalui bantuan teknologi. Padahal orang timur yang beradab serta beragama seperti kita ini sangatlah jauh dari perilaku-perilaku yang merugikan diri sendri maupun pihak lain.

Teknologi memang membuat hidup kita menjadi semakin mudah dan semakin instan, bukan berarti kita meninggalkan perilaku-perilaku baik warisan leluhur kita dan menggantikannya dengan prilaku kebarat-baratan yang kadang mengenyampingkan norma dan etika. Pertahankan terus perilaku-perilaku baik yang selama ini telah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan hargailah setiap perbedaan adat, tradisi maupun budaya sesama karena kita semua bersaudara.

Σχόλια


bottom of page