top of page

Time to go back for a while (Media History)

  • Mizhel (170906300) Ciba (170906457) Tania
  • May 19, 2018
  • 4 min read

1. Era Surat Kabar

Cikal bakal jurnalistik dianggap lahir pada tahun 1405-1367 SM, ketika Kaisar Amenhotep III (kaisar Mesir) mengutus ratusan wartawan membawa surat berisi informasi untuk dibagikan ke seluruh pejabat di semua provinsi. Namun surat kabar pertama di dunia yaitu “Acta Diuma” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa tulisan yang diukir pada logam atau batu.

​​​​Surat kabar pertama di dunia yang di cetak adalah “Relation”. Surat kabar ini diterbitkan pada tahun 1605 oleh Johan Carolus di Jerman dan menggunakan bahasa Latin. Surat kabar pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-17. Oxford Gazzete (London Gazzete) merupakan surat kabar dalam bahasa Inggris pertama yang diterbitkan secara berkala, pada tahun 1665. Dan pada tahun 1702 terbit ‘Daily Courant” yang merupakan Koran harian pertama di Inggris.

Di Indonesia sendiri surat kabar telah terbit di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. pada tahun 1587 – 1629, Jan Pieterszoon Coen memprakarsai penerbitan newsletter “Memorie der Nouvelles” yang berisi berita-berita dari Belanda yang dibawa ke Indonesia. Surat kabar tersebut mengunakan tulisan tangan dan disebarkan hanya pada orang-orang penting di Jakarta.

Surat kabar modern pertama yang terbit di Indonesia (dulu Hindia Belanda) adalah “Bataviasche Nouvelles en Politique”. Surat kabar tersebut menggunakan bahasa belanda dan lebih banyak menampilkan iklan untuk kepentingan komersial pemerintahan Belanda. Koran Pribumi, yang menggunakan bahasa Melayu baru muncul pada tahun 1850an. Surat kabar “Bromartani” yang berbahasa Jawa terbit di Solo pada tahun 1855. Pada tahun 1943 terbit “MedanPrijanji” yang berbahasa melayu dan berisi gambaran situasi politik serta interpretasinya dari sudut pandang nasionalisme.

2. Era Majalah

Majalah hadir untuk melengkapi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh surat kabar. Berbeda dengan surat kabar harian, majalah diterbitkan secara berkala, baik bulanan maupun mingguan. Majalah pertama di dunia adalah “The Gentleman’s Magazine” yang terbit pada tahun 1731 di London. ​​Editor majalah ini adalah Edward Chen yang menggunakan naa pena “Sylvanus Urban”. Pada awalnya majalah berisi tentang humor, karya fiksi, atau essay mengenai politik, sastra, music, atau topik menarik lainnya yang sifatnya lebih ringan daripada surat kabar.

​​Di Indonesia sebenarnya majalah sudah mulai terbit sejak zaman penjajahan, namun tidak bertahan lama. Pada Tahun 1014 terbit majalah “De’Craine”, lalu tahun 1939 terbit majalah “Perintis” yang beredar dikalangna supir. Pada masa kemerdekaan, di tahun 1945, di Jakarta terbit majalah “Panja Raya” dibawah pimpinan Markoem Djojohadisoeparto.

3. Era Radio

Stasiun radio pertama mulai beroprasi tahun 1920, yaitu stasiun radio KDKA d iPittsburgh. Pada awalnya radio digunakan oleh maritime, untuk mengirimkan pesan dalam bentuk kode morse dari kapal ke darat, atau sebaliknya.

Radio sebagai media massa populer digunakan pada Perang Dunia II dan setelahnya. Hal ini dikarenakan radio dapat menyebarkan informasi tentang perang lebih cepat dari pada surat kabar. ​​Radio pada awalnya bekerja dengan prinsip modulasi amplitude (AM), namun gelombang radio yang ditransmisikan menggunakan modulasi amplitude rentan akan gangguan cuaca. Pada tahun 1933 ditemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yng menhasilkan suara lebih jernih dan tidak terganggu cuaca buruk. Hingga saat ini, sebagian besar statsiun radio analog menggunakan sistem FM.

Di Indonesia, Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan pada tanggal 11 September 1945. Sebulan setelah dihentikannya siaran radio Hoso Kyoku. RRI digunakan sebagai alat komunikasi antara pemeritahan RI dengan rakyat. ​​Meski kalah oleh hadirnya televisi, radio masih tetap bertahan. Dan sekarang setelah muncul internet, radio berevolusi menjadi radio digital (online), yang disiarkan dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet (streaming).

4. Era Televisi

Televisi mulai dikembangkan sejak tahun 1920an, namun baru mulain populer dan dimiliki banyak pengguna sejak tahun 1940an setelah perangd dunia ke-2 berakhir. Pada masa itu televisi telah menampilkan gambar dan suara, taoi masih hitam putih. ​​Siaran TV berwarna mulai marak sejak tahun 1967an. Hingga saat ini teknologi televisi semakin berkembang, televisi berukuran lebih tipis, ringan, namun dengan kualitas gambar yang sangat jernih dan halus.

Berdasarkan penelitian pada tahun 1994, 98% keluarga di Amerika memiliki sebuah televisi. Di Indonesia juga berlaku hal yang sama, saat ini hampir semua keluarga di Indonesia memiliki televisi di rumahnya. ​​Tayangan yang disiarkan televisi beragam, mulai dari film, sinetron, acara music, dan terutama siaran berita. Baik berupa berita politik, atau kejadian yang terjadi di sekitar.

Dengan berkembangnya internet, peran televisi semakin tergeser. Sebab berbeda dengan televisi yang menyajikan berita sesuai program, dan tidak dapat diulang; Internet dapat menyajikan berita atau informasi apapun sesuai dengan yang pengguna cari, dan dapat diulang sebanyak apapun selama konten tersebut masih tersimpan. Namun beberapa satsiun televisi telah beinovasi dengan menyediakan siaran televisi secara online.

5. Era Internet

Internet pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerikas Serikat untuk kepentingan militer. Proyek tersebut bernama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network). Pada tahun 1970, lebih dari 10 komputer telah dapat dihubungkan dan saling berkomunikasi. Pada tahun 1980an telah lebih dari 100 komputer yang dapat bergabung dengan ARPANET dan membentuk jaringan.

Pada tahun 1990, Tim Bernes Lee menemukan program yang diberi nama World Wide Web disingkat www. Sebuah program editor dan browser yang bisa menjelajah antara komputer yang satu dengan komputer yang lain, dan menciptakan jaringan. Tahun 1994, situs internet tumbuh dan berkembang semakin banyak mencapai 3000 alamat, muncul pula e-retail (belanja online). Pada abah ke-20 internet telah digunakan secara luas, dan menghubungkan seluruh dunia.

Kemunculan jurnalisme online dimulai ketika Mark Druk, pencipta dan editor situs kumpulan berita Amerika, mempublikasikan kisah perselingkuhan Bill Clinton (Presiden Amerika saat itu) denga Monica Lewinsky. Setelah itu jurnalisme online juga mulai berkembang di negara lain.

Di Indonesia sejarah jurnalisme online dimulai oleh majalah Tempo. Pada 6 maret 1996 majalah Tempo muncul dalam bentuk media online, sebab media cetak Tempo pada saat itu sedang dibrendel. Media online lain yang cukup populer adalah Detik.com. Media ini mulai online sejak 9 Juli 1998 dan hingga artikel ini ditulis, Detik masih eksis mendedikasikan dirinya sebagai portal berita online di Indonesia dan menjadi portal yang paling banyak diakses.

Pertumbuhan media online membuat media cetak tersaingi, sehingga banyak media cetak kemudian mengembangkan diri dengan membuat portal berita versi online. Contohnya Kompas Cyber, Media Indonesia, Republika Online, JawaPos, dkk. Muncul pula media online baru yang mengikuti jejak Detik.com seperti OkeZone.com, VivaNews.com, IDN news, dan lain-lain

Comments


Time to go back for a while (Media History)

  • Mizhel (170906300) Ciba (170906457) Tania
  • May 19, 2018
  • 4 min read

1. Era Surat Kabar

Cikal bakal jurnalistik dianggap lahir pada tahun 1405-1367 SM, ketika Kaisar Amenhotep III (kaisar Mesir) mengutus ratusan wartawan membawa surat berisi informasi untuk dibagikan ke seluruh pejabat di semua provinsi. Namun surat kabar pertama di dunia yaitu “Acta Diuma” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar tersebut masih berupa tulisan yang diukir pada logam atau batu.

​​​​Surat kabar pertama di dunia yang di cetak adalah “Relation”. Surat kabar ini diterbitkan pada tahun 1605 oleh Johan Carolus di Jerman dan menggunakan bahasa Latin. Surat kabar pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-17. Oxford Gazzete (London Gazzete) merupakan surat kabar dalam bahasa Inggris pertama yang diterbitkan secara berkala, pada tahun 1665. Dan pada tahun 1702 terbit ‘Daily Courant” yang merupakan Koran harian pertama di Inggris.

Di Indonesia sendiri surat kabar telah terbit di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. pada tahun 1587 – 1629, Jan Pieterszoon Coen memprakarsai penerbitan newsletter “Memorie der Nouvelles” yang berisi berita-berita dari Belanda yang dibawa ke Indonesia. Surat kabar tersebut mengunakan tulisan tangan dan disebarkan hanya pada orang-orang penting di Jakarta.

Surat kabar modern pertama yang terbit di Indonesia (dulu Hindia Belanda) adalah “Bataviasche Nouvelles en Politique”. Surat kabar tersebut menggunakan bahasa belanda dan lebih banyak menampilkan iklan untuk kepentingan komersial pemerintahan Belanda. Koran Pribumi, yang menggunakan bahasa Melayu baru muncul pada tahun 1850an. Surat kabar “Bromartani” yang berbahasa Jawa terbit di Solo pada tahun 1855. Pada tahun 1943 terbit “MedanPrijanji” yang berbahasa melayu dan berisi gambaran situasi politik serta interpretasinya dari sudut pandang nasionalisme.

2. Era Majalah

Majalah hadir untuk melengkapi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh surat kabar. Berbeda dengan surat kabar harian, majalah diterbitkan secara berkala, baik bulanan maupun mingguan. Majalah pertama di dunia adalah “The Gentleman’s Magazine” yang terbit pada tahun 1731 di London. ​​Editor majalah ini adalah Edward Chen yang menggunakan naa pena “Sylvanus Urban”. Pada awalnya majalah berisi tentang humor, karya fiksi, atau essay mengenai politik, sastra, music, atau topik menarik lainnya yang sifatnya lebih ringan daripada surat kabar.

​​Di Indonesia sebenarnya majalah sudah mulai terbit sejak zaman penjajahan, namun tidak bertahan lama. Pada Tahun 1014 terbit majalah “De’Craine”, lalu tahun 1939 terbit majalah “Perintis” yang beredar dikalangna supir. Pada masa kemerdekaan, di tahun 1945, di Jakarta terbit majalah “Panja Raya” dibawah pimpinan Markoem Djojohadisoeparto.

3. Era Radio

Stasiun radio pertama mulai beroprasi tahun 1920, yaitu stasiun radio KDKA d iPittsburgh. Pada awalnya radio digunakan oleh maritime, untuk mengirimkan pesan dalam bentuk kode morse dari kapal ke darat, atau sebaliknya.

Radio sebagai media massa populer digunakan pada Perang Dunia II dan setelahnya. Hal ini dikarenakan radio dapat menyebarkan informasi tentang perang lebih cepat dari pada surat kabar. ​​Radio pada awalnya bekerja dengan prinsip modulasi amplitude (AM), namun gelombang radio yang ditransmisikan menggunakan modulasi amplitude rentan akan gangguan cuaca. Pada tahun 1933 ditemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yng menhasilkan suara lebih jernih dan tidak terganggu cuaca buruk. Hingga saat ini, sebagian besar statsiun radio analog menggunakan sistem FM.

Di Indonesia, Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan pada tanggal 11 September 1945. Sebulan setelah dihentikannya siaran radio Hoso Kyoku. RRI digunakan sebagai alat komunikasi antara pemeritahan RI dengan rakyat. ​​Meski kalah oleh hadirnya televisi, radio masih tetap bertahan. Dan sekarang setelah muncul internet, radio berevolusi menjadi radio digital (online), yang disiarkan dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet (streaming).

4. Era Televisi

Televisi mulai dikembangkan sejak tahun 1920an, namun baru mulain populer dan dimiliki banyak pengguna sejak tahun 1940an setelah perangd dunia ke-2 berakhir. Pada masa itu televisi telah menampilkan gambar dan suara, taoi masih hitam putih. ​​Siaran TV berwarna mulai marak sejak tahun 1967an. Hingga saat ini teknologi televisi semakin berkembang, televisi berukuran lebih tipis, ringan, namun dengan kualitas gambar yang sangat jernih dan halus.

Berdasarkan penelitian pada tahun 1994, 98% keluarga di Amerika memiliki sebuah televisi. Di Indonesia juga berlaku hal yang sama, saat ini hampir semua keluarga di Indonesia memiliki televisi di rumahnya. ​​Tayangan yang disiarkan televisi beragam, mulai dari film, sinetron, acara music, dan terutama siaran berita. Baik berupa berita politik, atau kejadian yang terjadi di sekitar.

Dengan berkembangnya internet, peran televisi semakin tergeser. Sebab berbeda dengan televisi yang menyajikan berita sesuai program, dan tidak dapat diulang; Internet dapat menyajikan berita atau informasi apapun sesuai dengan yang pengguna cari, dan dapat diulang sebanyak apapun selama konten tersebut masih tersimpan. Namun beberapa satsiun televisi telah beinovasi dengan menyediakan siaran televisi secara online.

5. Era Internet

Internet pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerikas Serikat untuk kepentingan militer. Proyek tersebut bernama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network). Pada tahun 1970, lebih dari 10 komputer telah dapat dihubungkan dan saling berkomunikasi. Pada tahun 1980an telah lebih dari 100 komputer yang dapat bergabung dengan ARPANET dan membentuk jaringan.

Pada tahun 1990, Tim Bernes Lee menemukan program yang diberi nama World Wide Web disingkat www. Sebuah program editor dan browser yang bisa menjelajah antara komputer yang satu dengan komputer yang lain, dan menciptakan jaringan. Tahun 1994, situs internet tumbuh dan berkembang semakin banyak mencapai 3000 alamat, muncul pula e-retail (belanja online). Pada abah ke-20 internet telah digunakan secara luas, dan menghubungkan seluruh dunia.

Kemunculan jurnalisme online dimulai ketika Mark Druk, pencipta dan editor situs kumpulan berita Amerika, mempublikasikan kisah perselingkuhan Bill Clinton (Presiden Amerika saat itu) denga Monica Lewinsky. Setelah itu jurnalisme online juga mulai berkembang di negara lain.

Di Indonesia sejarah jurnalisme online dimulai oleh majalah Tempo. Pada 6 maret 1996 majalah Tempo muncul dalam bentuk media online, sebab media cetak Tempo pada saat itu sedang dibrendel. Media online lain yang cukup populer adalah Detik.com. Media ini mulai online sejak 9 Juli 1998 dan hingga artikel ini ditulis, Detik masih eksis mendedikasikan dirinya sebagai portal berita online di Indonesia dan menjadi portal yang paling banyak diakses.

Pertumbuhan media online membuat media cetak tersaingi, sehingga banyak media cetak kemudian mengembangkan diri dengan membuat portal berita versi online. Contohnya Kompas Cyber, Media Indonesia, Republika Online, JawaPos, dkk. Muncul pula media online baru yang mengikuti jejak Detik.com seperti OkeZone.com, VivaNews.com, IDN news, dan lain-lain

Comments


bottom of page