Representasi Wanita di Koran Kuning
- Yohanna Tania (170906301)
- Apr 24, 2018
- 3 min read
Koran kuning adalah koran yang berfokus dunia hitam, atau dunia kotor yang meliputi tiga topik : kejadian supranatural, kriminalitas, dan seks. Pada kesempatan ini, saya akan membahas lebih banyak mengenai topik yang ketiga, yaitu seks. Koran kuning menggunakan bahasa yang terlalu vulgar dalam memberitakan hal-hal tersebut, sehingga menuai banyak kontroversi. Bagi sebagian besar wanita, koran kuning dinilai memberi kesan tidak sopan, bahkan cenderung melecehkan. Namun bagi sebagian pria, hal ini dianggap lucu. Contoh dari berita di koran kuning adalah sebagai berikut.

Bagaimana perasaan Anda ketika membaca headline berita tersebut? Dan seperti apa sosok wanita sebenarnya ketika dilihat dari sudut pandang kebudayaan? Menurut Budaya Jawa, wanita adalah kependekan dari wani ditata, pribadi yang kalem, tenang, lemah lembut, penurut, mampu memahami orang lain, sopan, memiliki pengendalian diri, tunduk kepada pria (budaya patriaki), family-oriented, dan menjunjung harmoni daripada konflik. Wanita juga merupakan pribadi yang kuat, kuat untuk bertahan dalam penderitaan, sehingga wanita menjadi sosok penopang dan memperkuat suaminya. Selain itu, wanita juga merupakan pribadi yang setia.

Wanita lebih banyak bekerja di rumah sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengurus semua kebutuhan keluarga, baik suami dan juga anak-anak, juga membesarkan anak dengan penuh kasih sayang. Wanita yang baik menurut budaya Jawa adalah wanita yang bisa melakukan 3M : Masak, Manak, Macak (memasak, memiliki anak, dan berdandan).

Selama ini, kedudukan wanita masih sering dipandang lebih rendah daripada pria, oleh karena itu, wanita harus tunduk pada pria. Namun, dengan munculnya R.A. Kartini yang merupakan pelopor dari emansipasi wanita, saat ini posisi wanita dipandang sama atau sederajat dengan pria. R.A. Kartini memperjuangkan hak-hak bagi wanita, dan juga pendidikan bagi wanita. Walaupun sedikit masih ada budaya patriaki yang menempel di benak masyarakat, bahwa pria lebih cocok untuk memimpin daripada wanita, namun saat ini wanita sudah mendapat hak untuk bersekolah, dan juga berkarir di dunia kerja. Presiden Megawati Soekarnoputri merupakan presiden wanita pertama di Indonesia, dan hal ini membuktikan bahwa wanita juga memiliki hak untuk memimpin.
Media merupakan alat komunikasi massa yang dapat berupa cetak maupun elektronik, yang memiliki kuasa untuk membentuk pola pikir masyarakat. Ketika para awak media menyadari betapa besar kekuatan yang dimiliki oleh media, seharusnya para awak media memberikan konten-konten yang positif supaya dapat membangun mindset masyarakat untuk menjadi lebih baik lagi. Koran kuning merupakan salah satu media massa di Indonesia. Seharusnya media massa menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat, supaya dapat dilestarikan dan diwariskan pada generasi selanjutnya. Namun sebaliknya, koran kuning ini justru sangat bertentangan dengan kebudayaan yang ada di masyarakat.

Koran kuning tidak memandang wanita sebagai pribadi yang harus dihargai dan dilindungi, namun justru menjatuhkan harga diri dan martabat wanita. Dengan banyaknya pembaca koran kuning, maka mindset pembaca akan terpengaruh – berdasarkan prinsip garbage in, garbage out – sehingga dapat memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti meningkatnya kejahatan pelecehan seksual, dan lain-lain. Terlebih lagi, sebagian orang, biasanya merupakan masyarakat tingkat pendidikan rendah, menganggap hal ini bukan sebagai sesuatu yang tabu, namun hal ini dipandang menghibur dan lucu. Oleh karenanya, maka koran kuning ini tidak ditarik dari peredaran, karena jumlah peminatnya masih tinggi, dan dianggap tidak meresahkan masyarakat.
Ketidaksesuaian antara image wanita dalam budaya Jawa, dan image wanita yang ditulis pada koran kuning ini patut diperhatikan, karena seharusnya media medukung dan mengangkat isu budaya dan kearifan lokal, bukan memberitakan sesuatu yang bertentangan dengan kearifan lokal.
Sebagai pembaca atau penikmat media massa, kita harus bersikap kritis untuk menjauhi berita-berita yang tidak membangun, karena akan menjadi apa kita di masa depan ditentukan dari apa yang masuk ke pikiran kita mulai dari saat ini.
Daftar Pustaka :
VIDEO : https://www.youtube.com/watch?v=c2Q1UlbvlA4
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=0EorZd33&id=DA741E13BB8DE1A35527A1C4D7A23BB0997D4DF7&thid=OIP.0EorZd337zc1n42xISk6LwAAAA&mediaurl=http%3a%2f%2fide2gue.com%2fwp-content%2fuploads%2f2014%2f02%2f3995888_20140224011408.jpg&exph=340&expw=400&q=koran+kuning+lampu+hijau&simid=608041988431611299&selectedIndex=34&ajaxhist=0
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=ruQVuzlk&id=D069D3721D2B59856C8D6581BC36E8447290EC60&thid=OIP.ruQVuzlkGpZXqNON5NIOsAAAAA&mediaurl=http%3a%2f%2fs.kaskus.id%2fimages%2f2016%2f05%2f19%2f473174_201605190854140659.png&exph=183&expw=276&q=koran+kuning+pos+kota&simid=608008848463626907&selectedIndex=15&ajaxhist=0
Comments